Gunung Tangkuban Parahu

Gunung Tangkuban Parahu
Legenda Percintaan Terlarang


Cerita tersebut adalah legenda Sangkuriang yang jatuh cinta kepada ibu kandungnya, Dayang Sumbi. Karena kecantikan sosok Dayang Sumbi, Sangkuriang bersikeras untuk mempersuntingnya sebagai istri.

Mengetahui ada ikatan darah dengan Sangkuriang yang tak lain anak kandungnya sendiri, Dayang Sumbi menolak lamaran Sangkuriang dengan cara halus. Dia memberikan suatu syarat yang sangat berat terhadap Sangkuriang jika ingin memperistri dirinya.


Syarat tersebut adalah, Sangkuriang harus membuat bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit, dan membuat perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Bendungan dan perahu harus selesai sebelum fajar menyingsing.

Sangkuriang menyanggupi dan mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Dayang Sumbi memberinya kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.


Mendengar kokok ayam jantan dan matahari terbit lebih cepat dari biasanya sebelum pekerjaan selesai, maka Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu tersebut jatuh di hutan dalam keadaan terbalik, dan konon katanya membentuk gunung yang sekarang dikenal Gunung Tangkubanparahu. Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau. Danau tersebut merupakan tempat Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.

Itulah cerita singkat legenda Sangkuriang yang jatuh hati pada ibu kandungnya. Kini tempat itu telah menjelma menjadi salah satu objek wisata yang menjadi kebanggaan di tatar Pasundan, Jawa Barat dengan sebutan Gunung Tangkubanparahu.

Mudah ditempuh

Gunung Tangkubanparahu lokasinya berjarak sekitar 30 km dari Kota Bandung. Gunung Tangkubanparahu hanya dapat ditempuh melalui jalur darat. Jalur yang biasa penulis gunakan adalah jalur Bandung - Ledeng Lembang.




Jalur Bandung - Ledeng Lembang merupakan alur jalan yang beraspal cukup baik, namun sepanjang jalur jalan ini kita akan selalu menemukan jalan yang berliku dan naik - turun. Dihimbau untuk para pengendara agar mempersiapkan keadaan kendaraan bila menuju kelokasi Gunung Tangkubanparahu. Apalagi pada saat musim hujan. Biasanya pada waktu siang hari di lokasi sepanjang perjalanan Bandung - Ledeng Lembang sering turun hujan, dan ini mengakibatkan kondisi jalan akan menjadi licin.

Pada saat kita memasuki pelataran parkir, maka kita akan menumpa sebuah prasasti yang menceritakan sebuah cerita legenda masyarakat Pasundan Jawa Barat tentang Sangkuriang dan Dayang Sumbi. yang mana cerita legenda masyarakat ini merupakan cikal bakal Gunung Tangkubanparahu.

Gunung Tangkubanparahu berjarak 1 km dari pintu gerbang jalan utama. Jalan yang berkelok-kelok dengan tikungan dan tanjakan yang tajam, hal ini menuntut suatu keahlian yang baik dalam mengemudikan kendaraan pada situasi jalan yang sangat berbahaya. Walau jalur jalan teraspal sangat bangus, namun keadaan situasi jalan haruslah tetap menuntut kehati-hatian bagi para pengendara. Apalagi bagi yang baru ke lokasi Gunung Tangkuban Perahu.

Suasana udara yang dingin dan bertiup angin dapat mengundang rasa lapar dan iseng pada setiap perut dan bibir yang selalu doyan nyemil atau makan ringan. Gunung Tangkuban Perahu kita akan menemukan makanan khas daerah masyarakat tersebut. Dari hasil perkebunan stroberi, hingga jagung bakar dan lain-lainnya.

Bagi yang ingin menikmati makanan yang dapat menghangatkan tubuh, kita dapat temui di lokasi ini. Dari sate, sop, daging bebek dan lainnya. Namun, bagi yang hanya sekedar iseng dan untuk menemani duduk-duduk sambil bercanda dan istirahat. Kita dapat menikmati jagung bakar dari berbagai macam rasa. Ada rasa pedas manis, rasa buah dan lain-lain. Dan jangan lupa dengan minuman khas masyarakatnya, yaitu wedang jahe (air jahe), yang mana memiliki khasiat menghangatkan tubuh kita.

Suatu perjalan wisata alam yang mengesankan. Dimana kita dapat merasakan secara langsung situasi alam dengan suasana tradisi masyarakat setempat. Melihat pemandangan alam Gunung Tangkuban perahu yang masih aktif dari lokasi yang nyaman, merupakan suatu perjalanan yang mengasikan untuk berbagi cerita pengalaman bersama para sahabat dan keluarga.

sumber : Galamedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar