Alquran Mushaf Sundawi yang indah

Alquran Mushaf Sundawi Yang Indah


KEKAYAAN Provinsi Jawa Barat, tidak hanya keindahan alam dan kuliner saja. Masyarakat Jawa Barat ternyata juga memiliki kekayaan yang tidak ternilai harganya, yakni Quran Mushaf Sundawi. Meski disimpan di perpustakaan Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jln. Diponegoro, tidak jauh dari kantor pemerintahan Pemprov Jawa Barat dan Pemkot Bandung, namun pengunjung yang datang terbilang minim.


Ketika "GM" berkunjung di ruang perpustakaan, hanya terlihat sekelompok kecil siswa SD yang sedang belajar membaca Alquran. Sementara Quran Mushaf Sundawi ini, tidak ada yang menengoknya. "GM" akhirnya mengetahui alasannya ketika pengelola Unit Publikasi Perpustakaan dan Galeri Pusdai, Taufiq Rahman memberikan penjelasan.

"Masyarakat datang ke sini untuk melihat Quran Mushaf Sundawi justru setelah tahu dari media. Atau rombongan anak sekolah. Harus diakui, memang jarang sekali ada yang tahu betul jika Jawa Barat mempunyai Alquran ini," ujarnya.

Sayang sekali. Padahal, menurut Taufik, butuh waktu lama dalam pembuatan Quran Mushaf Sundawi ini. Selain dibuat dan diprakarsai tokoh-tokoh Jabar, pembuatannya sendiri memakan waktu cukup lama antara 1995-1996. Seni mushaf merupakan perpaduan keindahan antara keandalan para khattat (kaligrafer) dan fannan al zakhrofi (iluminator), yang pada hasil akhirnya menampilkan seni mushaf yang sempurna dan monumental. Jejak seni mushaf di Indonesia dapat dijumpai mulai dari Aceh, Sumatra Barat, dan pesisir utara Jawa mulai dari Banten, Cirebon serta Jawa Timur dan Madura.

Gubernur Jawa Barat, H.R. Nuriana memprakarsai pembuatan Alquran ini pada 14 Agustus 1995, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhamamad SAW 1416 H. Nuriana sendiri kemudian membubuhkan basmalah pada lembar awal sebagai prasasti dimulainya penulisan mushaf tersebut. Alquran ini merupakan transformasi spriritual Islam paling hakiki (Kalam Ilahi), yang dikemas secara visual dengan perpaduan ilumnisai khas Jabar. Penulisan Alquran Mushaf Sundawi merupakan refleksi yang menyelaraskan pembangunan di bidang materi dan spiritual. Simbol pembangunan materi diwakili pesawat N-250 dan bidang spiritual oleh Alquran Mushaf Istiqlal, sebagai pemicu untuk melahirkan karya serupa di berbagai pelosok Nusantara.

"Jadi konotasi sundawi yang digunakan untuk atribut Alquran Mushaf Sundawi ini merupakan istilah yang dikaitkan dengan konsep desain dan tatanan iluminasi yang diterapkan di setiap halamannya," ujarnya.

Alquran Mushaf Sundawi dibuat di atas kertas jenis conqueror laid, ripple art special warna china white 250 gr, buatan Inggris. Di atas kertas tersebut pembagian bidang gubahan dilakukan dengan ukuran T77,4 cm dan L45,6 cm, luas bidang kaligrafi 38,2 x 54,55 cm, dan jumlah halaman 763. Kini, Alquran Mushaf Sundawi terbagi tiga bagian, masing-masing disimpan di tiga peti yang berisi 10 juz. Peti penyimpan pun tidak sembarangan, terbuat dari kayu jati berusia lebih dari 50 tahun. Peti itu kemudian ditutup lagi dengan menggunakan peti kaca ukuran lebih besar yang kedap udara.

"Tinta yang digunakan dr. Ph Martin's Black Star buatan Inggris, untuk khat dan cat arclyc Winsor and Newton buatan Amerika untuk iluminasinya. Pembuatannya menghabiskan 24 ribu ml tinta warna dan 5 ribu ml tinta hitam, serta 1500 gram emas lembaran, dan 1.000 gram emas murni serbuk. Begitu juga dengan 750 batang kwas, 350 pinsel, dan 25 dus (12,5 kg) penghapus," terangnya.

Penulisan ayat-ayat Alquran ditulis tangan para juara khat MTQ saat itu. Jenis tulisannya menggunakan matan (teks Alquran) khat naskhi. Sedangkan nama/judul surat khat kufi dan nama surat dilengkapi keterangan surat Makiah dan Madaniah. Karakteristik dari mushaf ini antara lain terdiri atas 15 baris, kecuali halaman 1 dan 2 atau halaman-halaman tertentu misalnya Djuz Amma.

Ciri Jabar

Keindahan seni mushaf pada quran ini adalah adanya ciri iluminasi (pendukung ayat-ayat suci Alquran). Untuk tiara (mahkota) idenya diambil dari bentuk mamolo Masjid Banten dan Cirebon. Kemudian bingkainya gubahan ruang sebagai tempat untuk mengungkapkan ragam hias Jabar yang diuntai mengelilingi ayat-ayat suci Alquran dengan maksud memberi dukungan makna terhadap ayat-ayat tersebut, sekaligus memberikan identitas Jabar. Selanjutnya tanda-tanda baca juga digubah dengan tujuan untuk memperjelas peran tanda-tanda baca tersebut. Sekaligus dapat dipakai sebagai unsur-unsur yang dapat memperindah Alquran Mushaf Sundawi secara keseluruhan.

Sementara untuk sumber ragam hias iluminasi, diambil dari motif-motif tradisonal yang dikembangkan, ditambah dengan sumber ragam hias lain khas Jabar. Sumber ragam tersebut mewakili wilayah-wilayah budaya Jabar maupun wilayah pemerintahan dengan jumlah 17 desain wilayah budaya. Kemudian masing-masing menempati satu juz yang berlainan. Antara lain motif teh pada Juz 1 dan 18, motif Banten (Juz 2 dan 19), motif Bogor, Sukabumi, Cianjur, Tangerang, Betawi (Juz 4 dan 21), motif cirebon (Juz 6 dan 23), motif Padi (Juz 7 dan 24), dan motif kina (Juz 11 dan 28).

"Selain 17 desain tersebut, terdapat 3 desain khusus untuk menghias Ummul Quran (motif Jabar I), Nisful Alquran dan Khotmul Alquran (motif Jabar II) serta motif Serang (halaman tambahan)," ujarnya.

Meski keberadaan quran tersebut ditutup rapat dan dikunci di dalam peti, pengunjung tidak perlu khawatir. Sebab beberapa lembarannya dipajang dalam frame di sekitar Perpustakaan Pusdai. Mumpung di bulan Ramadan, sekali-kali kunjungi Perpustakaan Pusdai untuk melihat salah satu kekayaan Jabar ini.

Sumber : galamedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar